Perpisahan

Salah satu kata yg paling berat untuk saya katakan dan dengarkan adalah kata ‘perpisahan’. Mudah untuk dituliskan, namun begitu berat untuk dihadapi. Namun mungkin bila tidak ada kata perpisahan, tidak akan ada kata pertemuan. Kedua kata itu adalah 2 hal yg tidak bisa dipisahkan. Bila ada pertemuan pasti akan ada perpisahan. Tatkala Nabi Adam AS diciptakan dan menemukan dirinya bermukim di surga, beberapa saat kemudian dia harus rela berpisah dengan surga yang penuh kenikmatan. Nabi Adam AS hijrah ke dunia yang unik, penuh warna dan tantangan. Inilah mungkin awal mula sejarah kata pertemuan dan perpisahan dalam sejarah anak manusia.
Siklus pertemuan dan perpisahan ini terus terjadi dalam kehidupan seseorang dan dalam sejarah peradaban manusia karena kedua kata itu memang mesti ada ketika manusia ada. Siapapun dia harus mengalaminya. Pertemuan biasanya diwarnai dengan hal2 yg indah dan membahagiakan. Perpisahan lebih byk dihiasi dgn kesedihan, keharuan dan linangan air mata. Jarang kondisi ini terbalik. Pertemuan adalah awal dari sesuatu yg baru, tapi perpisahan bukanlah akhir dari segalanya.
Mungkin saya termasuk salah seorang yang harus mengalami siklus ini. Perpisahan dan pertemuan yang silih berganti dengan seseorang yang menjadikan hidupku penuh warna. Andai kata itu bisa dihapus dari kamus kehidupan ini, aku akan me-delete-nya secara permanen. Namun kata itu sepertinya adalah hal yg ‘default‘ dlm program kehidupan setiap insan, sehingga mustahil untuk dihilangkan.
0 komentar:
Posting Komentar